He who has a thousand friends has not a friend to spare,And he who has one enemy will meet him everywhere.

Ali ibn-Abi-Talib (602 AD - 661 AD), A Hundred Sayings

Thursday, August 1, 2013

HAKIKAT YANG HAKIKI

Tanggal 1 Ogos 2013, kembali aku teringat pada blog yang sudah lama aku tinggalkan. Terdetik hati nak menukil kembali coretan dan diari hidup yang makin jauh aku langkah. Sempit dan rapuh, malah tersungkur sudah aku di titian jalanan yang sementara ini. Giat aku bangun dan cuba menggenggam kenangan remuk agar hancur diperjalanan. Ku buka tadahan tangan lalu menyemai rasa bahagia yang masih jauh di tirai ufuk.

Tidak mudah memiliki kesenangan, kebahagiaan n keamanan hati. Ujian dan dugaan bertalu datang menyinggah dah hinggap tanpa dijemput. Terleka aku hingga hilang diri sendiri di dalam diri yang sendiri. Aku lambaikan pada contengan yang lalu dengan harapan tiada lagi contengan yang terconteng pada kajang hidupku. Namun hina jasad ini hanya mampu mencatit dan melakar, kebenaran hakiki yang terlahir dan terjadi adalah dari keizinan Dia, Allah yang Agung.

3 dekad berlalu, injakan masa yang panjang. 3 dekad itu dirasakan tiada rasa. Aku hairan, apakah 3 dekad berlalu hanyalah permulaan? Atau 3 dekad itu hanyalah khayalan? Jika permulaan, sememangnya aku dalam khayalan. Fatamorgana dunia membuai aku dalam impian. Ternganga dalam kekusutan. Sungguh dangkal. Klasifikasi dunia, bodoh dan buta jawabnya.

Banyak kata-kata yang dikata; hidup berhadapan masalah itulah realiti n adat resam dunia. Tidak mungkin kita tidak berdepan masalah, hanya si mati dan si gila sahaja yang tiada kerunsingan di dunia. Ada lagi kata-kata yang dilata; ujian dan dugaan adalah palang ketabahan dan dinding perjalanan di dunia, tidak akan cemerlang insan itu jika tiada ujian dan halangan dalam kematangan hidupnya. Akhir kata-kata yang dipahat; Allah menduga hambanya yang disayangi
dan kepincangan itu layak hanya pada hambaNya yang mampu menanggung ujian.

Ya Allah, berlekuk sudah hati hambaMu ini, merintih dan melaungkan keizinan dariMu untuk bersimpuh di hamparanMu. Bertatih sudah larianku mengejar keampuanMu dan rahmatMu. Retak sudah lantaian sujudku meraih kebahagian dariMu. Aku seringkali tersungkur di dalam hambatan itu, namun aku x berpaling dan cuba memalingkan pandangan aku pada arahMu. Terguling sudah aku dalam mengejar keizinanMu untuk ke syurgaMu. Aku tetap di sini meminta dan memohon, bantulah hatiku untuk selalu mengingatiMu. Aku sedar, hakikatnya aku insan. Hakikinya aku hambaMu.

Hakikatnya aku akan mati di sini. Hakikinya mati itu akan tiba. Bilakan masa dan waktunya, tiada mulut dan suara yang mampu menjawab. Untunglah dikalangan hambaMu yang tahu bila ajalnya. Untunglah jua dikalangan hambaMu yang imannya terpaut indah di layaran rahmatMu. Ya Allah, aku seketul daging yang bernyawa, pinjaman dariMu untuk ku agar ditunaikan janji seperti yang aku janji dikala nyawaku ditiup. Aku pincang bukan dicincang, tapi lintang di balik simpang yang aku tumpang. Nafsu merajai jiwa, bisikan hati menunjal perasaan. Aku lemah ya Alllah, selemah manusia yang terbusuk lemahnya.

Kuatkan jendela hatiku ya Allah, pakukan aku pada cintaMu. Hakikatnya aku sang pencinta yang hakiki, di kala hakikat manusia lupa akan hakikinya cinta dan menyintaiMu.

1 comment:

Anonymous said...

masyaAllah..
apabila kite redha ats sesuatu yg mengecewakn hati kita maka percayalah Allah akn menggantikan kekecewaan itu dgn sesuatu y x dijangka :)
tabahlah.setiap yg tjadi ade hikmahnya :)


Pray that your loneliness may spur you into finding something to live for, great enough to die for.

Dag Hammarskjold (1905 - 1961)

You love the world very dearly. If you did not love the world, you would not mention it so much. It is always the purchaser who first disparages what he wants to buy. If you wre done with the world, you would not mention it either for good or evil. As it is, you keep mentioning it because, as the proverb says whoever loves a thing mentions it frequently.

Rabi'a al-Adawiyya