"Bila ia pudar, tiada lagi mata yang mahu memandang,
Bila ia lesu, tiada apa lagi yang boleh diharapkan,
Bila ia layu, apa lagi yang boleh di tegakkan,
Pudar sudah segalanya, punah sudah apa yang diharapkan,
Apa lagi yang boleh kucari dan kunanti.....
Sehingga mati, sendu ratap tetap menitip,
Pedih berkemarau menaungi hijab hatiku,
Taufan gelisah membanjiri jajahan benakku,
Mekarnya muram membelenggu jiwa nan akalku,
Mati selayaknya dianugerahkan buat diriku,"
Bila ia lesu, tiada apa lagi yang boleh diharapkan,
Bila ia layu, apa lagi yang boleh di tegakkan,
Pudar sudah segalanya, punah sudah apa yang diharapkan,
Apa lagi yang boleh kucari dan kunanti.....
Sehingga mati, sendu ratap tetap menitip,
Pedih berkemarau menaungi hijab hatiku,
Taufan gelisah membanjiri jajahan benakku,
Mekarnya muram membelenggu jiwa nan akalku,
Mati selayaknya dianugerahkan buat diriku,"
"Ya Allah..... Masih adakah ruang hatiku.....
Mentadbir kembali layangan nafasku,
Agar tenang meniti bibir nafsuku,
Molek mudiknya merentangi kegelojohanku,
Tak lelas panjatan mencapai keredhaan-Mu,
Tiada hilang dongakanku menghamburkan doa rayuku pada-Mu,"
"Ya Allah ampunilah.....
Hilangkanlah keluh dan kesah hatiku,
Pujuklah kepudaran yang mekar, agar kembali menyinar dengan hidayah-Mu....."
Amin.....
No comments:
Post a Comment